Barangsiapa mencurahkan hatinya pada dunia ini maka hatinya akan tercurah pada tiga perkara:
-duka cita yang tak pernah berakhir
-keinginan yang tak pernah terpuaskan
-harapan yang sia-sia
(Ushul Kahfi,jilid 2 hal.320)
Kepikiran gak sih, bahwa Sudah bukan rahasia lagi kalo dunia merupakan hal yang sementara bagi kita penghuninya. Tapi banyak dari kita secara serta merta mengejarnya tanpa henti untuk mencari kepuasan di dunia.
Namun, salah seorang khulafaurrasyidin Abu-bakar Ash-shidiq mengingatkan kita, dimana jika kita mencurahkan hati kita pada dunia maka yang kita akan selalu dapatkan adalah,
-Duka cita yang tak pernah berakhir-
Siapa orang yang pernah merasakan hidup tapi gak pernah merasakan duka cita? Dari mulai kehilangan harta benda, kehilangan tempat tinggal,kehilangan orang yang kita kasihi, sampai pada kehilangan panca indera, juga saat kita tak dapat lagi melawan gravitasi yang membuat kulit kita, mau gak mau mengikuti gaya tarik bumi, yang berarti hilangnya masa muda kita.
dan semua itu tak akan berakhir sampai saat orang lain berduka cita atas kehilangan kita.
-Keinginan yang tak pernah terpuaskan-
Kita manusia diciptakan disertai dengan keinginan, tapi seringkali kita lupa bahwa hidup kita hanya sementara di dunia ini, sehingga kita mempunyai keinginan yang diibaratkan seperti meminum air laut, semakin banyak diminum semakin haus. Tidakkah kita merasa lelah dan merasa fana teman, halah.
-Harapan yang sia-sia-
Dunia memberikan harapan-harapan yang kosong bagi pecintanya, tipu daya yang membutakan.
Betapa banyak dari kita yang berharap banyak dari dunia ini, berakhir dengan kekecewaan, harapan akan kekuasaaan, kekuatan, kekayaan dan keabadian, namun pada akhirnya itu semua hanyalah kesia-siaan belaka.
Pada akhirnya Yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa dalam hidup kita perlu adanya keseimbangan antara mengejar kepentingan dunia dan akherat, sehingga kita tidak hanya mencurahkan hati kita pada kehidupan di dunia, tapi juga pada kehidupan setelah kematian.
Wassalam
Namun, salah seorang khulafaurrasyidin Abu-bakar Ash-shidiq mengingatkan kita, dimana jika kita mencurahkan hati kita pada dunia maka yang kita akan selalu dapatkan adalah,
-Duka cita yang tak pernah berakhir-
Siapa orang yang pernah merasakan hidup tapi gak pernah merasakan duka cita? Dari mulai kehilangan harta benda, kehilangan tempat tinggal,kehilangan orang yang kita kasihi, sampai pada kehilangan panca indera, juga saat kita tak dapat lagi melawan gravitasi yang membuat kulit kita, mau gak mau mengikuti gaya tarik bumi, yang berarti hilangnya masa muda kita.
dan semua itu tak akan berakhir sampai saat orang lain berduka cita atas kehilangan kita.
-Keinginan yang tak pernah terpuaskan-
Kita manusia diciptakan disertai dengan keinginan, tapi seringkali kita lupa bahwa hidup kita hanya sementara di dunia ini, sehingga kita mempunyai keinginan yang diibaratkan seperti meminum air laut, semakin banyak diminum semakin haus. Tidakkah kita merasa lelah dan merasa fana teman, halah.
-Harapan yang sia-sia-
Dunia memberikan harapan-harapan yang kosong bagi pecintanya, tipu daya yang membutakan.
Betapa banyak dari kita yang berharap banyak dari dunia ini, berakhir dengan kekecewaan, harapan akan kekuasaaan, kekuatan, kekayaan dan keabadian, namun pada akhirnya itu semua hanyalah kesia-siaan belaka.
Pada akhirnya Yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa dalam hidup kita perlu adanya keseimbangan antara mengejar kepentingan dunia dan akherat, sehingga kita tidak hanya mencurahkan hati kita pada kehidupan di dunia, tapi juga pada kehidupan setelah kematian.
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar