Kamis, 26 Februari 2009
ar8 Project-Showreel
All my design and animation project bundled into one video.
So, Please See my Showreel.... :)
Legacy
" Pesan ini untuk semua yang akan tinggal di planet ini setelah kita, semoga kita meninggalkan masalah yang lebih sedikit daripada apa yang telah diwariskan kepada kita"
(Richard Fobes)
(Richard Fobes)
Kepikiran gak sih, setelah kita "tutup buku" nanti, apa yang akan kita tinggalkan atau kita ingin dikenal sebagai apa oleh dunia yang kita tinggalkan ? Mungkin banyak dari kita gak sempet memikirkan hal-hal sesederhana itu, karena urusan hidup saja kita sepertinya gak pernah selesai, kok mikirin mati.
Nah, justru karena kita pernah hidup, kita harus banget mikirin mati. Karena kata Ustadz satu hal yang paling pasti di kehidupan kita ini adalah kematian itu sendiri. Dan yang paling penting apa yang sudah kita persiapkan untuk menuju kepada hal yang pasti itu, juga apa yang kita tinggalkan setelah kita mati.
Dalam hal ini adalah suatu Legacy (warisan), Legacy ini bukan melulu suatu pembicaraan mengenai hal-hal yang materiil, tapi lebih kepada suatu yang lebih luas, seperti suatu pola pikir, visi, ide-ide, nilai-nilai positif, dan karya-karya bermakna. sehingga Legacy tersebut dapat berguna bagi kemaslahatan banyak orang, diimplementasikan, dijalankan, bahkan masih bisa di kagumi selamanya, sehingga dunia sepeninggal kita menjadi lebih baik.
Hal ini juga yang menggugah gw pribadi sejak lama untuk meng-achive hal tersebut (salah satunya dengan menulis pada Blog ini), karena suatu kesadaran bahwa kehidupan di dunia ini adalah suatu rangkaian estafet panjang dan tak berujung, dimana apa yang kita lakukan, pikirkan, dan hal-hal baik yang kita nikmati saat ini adalah buah dari Legacy para pendahulu kita disadari atau tidak. Dan kita semua mempunyai peranan untuk meneruskan "tongkat estafet" tersebut kepada penghuni dunia selanjutnya.
Tak terpikirkan bagaimana rasanya jika seorang Thomas Alfa Edison tidak menemukan bola pijar (bohlam), atau bagaimana dampak besar dari spirit (semangat) yang ditimbulkan dari kelompok yang dibangun oleh seorang tokoh bernama Ki Hajar Dewantara, yang dengan itulah bangsa Indonesia ini pada akhirnya dapat merdeka. Juga nilai-nilai, pola pikir yang di wariskan oleh seorang pemimpin besar seperti Nabi Muhammad SAW.
Maka, usahakanlah agar kehidupan kita di dunia ini tidak hanya "lewat" saja, tapi setidaknya meninggalkan jejak positif yang akan diambil manfaatnya untuk anak cucu kita kelak, sehingga kita terasa abadi melalui apa yang kita tinggalkan itu. Seperti pepatah mengatakan " if you lead a meningful life, you never really die ".
Nah, justru karena kita pernah hidup, kita harus banget mikirin mati. Karena kata Ustadz satu hal yang paling pasti di kehidupan kita ini adalah kematian itu sendiri. Dan yang paling penting apa yang sudah kita persiapkan untuk menuju kepada hal yang pasti itu, juga apa yang kita tinggalkan setelah kita mati.
Dalam hal ini adalah suatu Legacy (warisan), Legacy ini bukan melulu suatu pembicaraan mengenai hal-hal yang materiil, tapi lebih kepada suatu yang lebih luas, seperti suatu pola pikir, visi, ide-ide, nilai-nilai positif, dan karya-karya bermakna. sehingga Legacy tersebut dapat berguna bagi kemaslahatan banyak orang, diimplementasikan, dijalankan, bahkan masih bisa di kagumi selamanya, sehingga dunia sepeninggal kita menjadi lebih baik.
Hal ini juga yang menggugah gw pribadi sejak lama untuk meng-achive hal tersebut (salah satunya dengan menulis pada Blog ini), karena suatu kesadaran bahwa kehidupan di dunia ini adalah suatu rangkaian estafet panjang dan tak berujung, dimana apa yang kita lakukan, pikirkan, dan hal-hal baik yang kita nikmati saat ini adalah buah dari Legacy para pendahulu kita disadari atau tidak. Dan kita semua mempunyai peranan untuk meneruskan "tongkat estafet" tersebut kepada penghuni dunia selanjutnya.
Tak terpikirkan bagaimana rasanya jika seorang Thomas Alfa Edison tidak menemukan bola pijar (bohlam), atau bagaimana dampak besar dari spirit (semangat) yang ditimbulkan dari kelompok yang dibangun oleh seorang tokoh bernama Ki Hajar Dewantara, yang dengan itulah bangsa Indonesia ini pada akhirnya dapat merdeka. Juga nilai-nilai, pola pikir yang di wariskan oleh seorang pemimpin besar seperti Nabi Muhammad SAW.
Maka, usahakanlah agar kehidupan kita di dunia ini tidak hanya "lewat" saja, tapi setidaknya meninggalkan jejak positif yang akan diambil manfaatnya untuk anak cucu kita kelak, sehingga kita terasa abadi melalui apa yang kita tinggalkan itu. Seperti pepatah mengatakan " if you lead a meningful life, you never really die ".
What a waste Universe ?
" Ayah, bukankah suatu kemubadziran kalo banyak sekali planet-planet di galaksi ini tetapi tidak ada penghuninya ? "
(CONTACT-the movie)
(CONTACT-the movie)
Kepikiran gak sih, banyak sekali film -film sejenis 'CONTACT' dari para sineas-sineas hollywood, dimana mereka memprediksi secara fiksi bahwa ada suatu jenis mahluk lain di luar sana selain mahluk yang ada dibumi kita ini. Tetapi gw pribadi tertarik sama quotes yang gw dapet dari film itu, dimana di film itu seorang anak kecil pada malam hari setelah meneropong bintang, ia bertanya kepada ayahnya "Ayah,bukankah suatu kemubadziran kalo banyak sekali planet-planet di galaksi ini tetapi tidak ada penghuninya?"
Kata-kata itulah yang menggelitik gw untuk bertanya kepada diri gw sendiri. kenapa, Tuhan membiarkan kemubadziran dalam menciptakan alam semesta ini ?
padahal dalam Al-qur'an surat Yunus ayat 05 Allah berfirman:
"Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui." (Yunus:5)
Allah berfirman bahwasanya Allah menciptakan segala sesuatunya dengan hak (gak sia-sia),
tapi kenapa hanya bumi yang dijadikan tempat layak sebagai tempat tinggal bagi mahluknya (Manusia, jin Hewan serta tumbuhan), dan planet-planet lain yang setidaknya ada di Galaxy kita di biarkan kosong tanpa penghuni, bukankah itu suatu kesia-siaan yah? atau memang ada penghuninya, tapi kita belum mengetahuinya?
Semenjak SMP kelas 3, setelah menonton film tersebut (CONTACT) di teve, dan seketika itu membuat pikiran gw menggelitik untuk cari tahu jawaban dari pertanyaan anak kecil itu, maka ada beberapa sumber yang bisa gw jadikan sebagai bahan pertimbangan.
Ada dari Buku DIALOG DENGAN JIN, disitu mengatakan bahwa saat jin muslim yang diajak berdialog dengan penulisnya mengatakan bahwa tidak ada penghuni planet-planet lain selain Bumi, dia (jin) mengatakan bahwa adapun kalo ada kejadian adanya penampakan benda asing terbang (UFO-undifined flying object) ataupun Alien, itu bukan lain merupakan sebangsa jin yang menampakkan wujudnya dan mereka berasal dari segitiga bermuda, dimana dikatakan juga bahwa tempat itu merupakan kerajaan mereka.
Dari sisi spiritual kita sedikit mengetahui bahwa tidak adanya penghuni di planet-planet lain selain bumi. Juga setelah dicari di Al-Qur'an, Allah SWT tidak menjelaskan akan adanya mahluk lain di planet lain - atau mungkin gw blom ngulik sepenuhnya Al-Qur'an itu sendiri
yak- Tapi bagaimana jika kita menilik dari sisi science dan ilmu astronomi....
Setelah sekian lama tertarik tayangan science dari Metro-TV (baik itu National Geographic atau Naked Science) yang ngebahas tentang dunia astronomi, Gw mendapati tentang penelusuran planet-planet dalam galaxy Bima Sakti kita ini bahwa hanya Planet Bumilah yang layak (banget) untuk ditinggali mahluk hidup. Adapun Merkurius yang semula dianggap Planet alnernatif setelah Bumi, yang banyak ilmuwan membayangkan bahwa permukaan Merkurius itu seperti Hutan Tropis yang Indah, ternyata setelah ditelusuri lebih lanjut yang ada hanyalah lava panas disana, dimana bakteripun tidak dapat hidup disana.
Begitu pula Mars,yang kita harapkan menjadi "rumah kedua" kita mahluk Bumi, ternyata kita harus cukup kuat dulu bertahan dari radiasi untuk bisa tinggal disana. Dan begitupun dengan Planet-planet yang lainnya bahkan di prediksikan lebih parah ancamannya untuk bisa tinggal disana. Sedangkan pada episode "Birth Earth" (awal mula bumi tercipta), mereka meneliti bahwa Bumi dan planet-planet tercipta akibat dari teori ledakan besar, dimana sampai pada saatnya bumi terbentuk, jika saja bumi berada satu inci lebih condong ke arah matahari atau menjauhi matahari, maka Bumi kita tidak akan menjadi seperti Bumi yang kita tinggali sekarang ini, kemungkinan bumi akan menyerupai planet Venus atau Mars.
Dengan fakta-fakta terhadap planet-planet dalam galaxy bima sakti tersebut, kita jadi sedikit mengetahui bahwa tidak adanya kemungkinan kita (manusia khususnya) dapat survive di planet selain Bumi. Lalu pertanyaannya adalah, adakah alasan diciptakannya planet-planet lain di galaxy bima sakti ini selain matahari (kalo matahari sudah jelas berguna bagi bumi dan kita khususnya), dan galaxy lainnya di luar sana?
Setelah sedikit mencaritahu tentang pertanyaan gw semasa smp itu, dan mendapat sedikit jawaban tentang hal itu. Gw mempunyai sedikit kesimpulan (sebagaimana tanggungjawab sebagai penulis artikel blog ini, hehehe... ya iyalah berani membuka topik, ya harus berani menyimpulkan dong bukan begitu bukan...) yang memang masih sebatas hasil imajinasi dan belum berupa data empirik yang bisa dipertanggungjawabkan lebih lanjut, karena kapasitas gw juga bukan sebagai scientist tapi hanya sebagai orang yang punya rasa ingin tahu berlebih saja. Maka sejauh ini gw baru bisa menyimpulkan bahwa Planet-planet lain yang ada di Galaxy ini diciptakan dan berfungsi sebagai sesuatu (penunjang) yang memungkinkan Bumi tetap hidup, maka jika planet-planet tersebut tidak ada, mungkin Bumi ini keadaannya tidak akan seperti sekarang. Menyadari hal tersebut, ada kemungkinan seluruh alam semesta ini diciptakan untuk memungkinkan Bumi layak ditempati, sehingga dapat menaungi kehidupan mahluknya untuk hidup di dunia ini. So, pada dasarnya Allah tidak menciptakan segala sesuatu itu dengan cuma-cuma (Mubazir).
Hanya saja gw belum dapat menganalogikan kesimpulan tersebut dengan sesuatu yang lebih sederhana yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari, tentang mengapa penempatan Bumi di barisan ketiga dari jajaran planet-planet di Bima sakti, padahal Bumi adalah inti dari diciptakannya Planet-planet yang lain? Tapi, Mungkin suatu hari nanti gw bisa memecahkan kesimpulan ini dengan suatu analogi yang sederhana dan lebih spesifik, dan jika saat itu tiba gw pasti dengan senang hati berbagi dengan kalian, atau mungkin kalian para pembaca dapat brainstorm dan menemukan analogi terakurat untuk kesimpulan ini. Waullahu'alambissawab...
"Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pasti" (albert Einstein)
Kata-kata itulah yang menggelitik gw untuk bertanya kepada diri gw sendiri. kenapa, Tuhan membiarkan kemubadziran dalam menciptakan alam semesta ini ?
padahal dalam Al-qur'an surat Yunus ayat 05 Allah berfirman:
"Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui." (Yunus:5)
Allah berfirman bahwasanya Allah menciptakan segala sesuatunya dengan hak (gak sia-sia),
tapi kenapa hanya bumi yang dijadikan tempat layak sebagai tempat tinggal bagi mahluknya (Manusia, jin Hewan serta tumbuhan), dan planet-planet lain yang setidaknya ada di Galaxy kita di biarkan kosong tanpa penghuni, bukankah itu suatu kesia-siaan yah? atau memang ada penghuninya, tapi kita belum mengetahuinya?
Semenjak SMP kelas 3, setelah menonton film tersebut (CONTACT) di teve, dan seketika itu membuat pikiran gw menggelitik untuk cari tahu jawaban dari pertanyaan anak kecil itu, maka ada beberapa sumber yang bisa gw jadikan sebagai bahan pertimbangan.
Ada dari Buku DIALOG DENGAN JIN, disitu mengatakan bahwa saat jin muslim yang diajak berdialog dengan penulisnya mengatakan bahwa tidak ada penghuni planet-planet lain selain Bumi, dia (jin) mengatakan bahwa adapun kalo ada kejadian adanya penampakan benda asing terbang (UFO-undifined flying object) ataupun Alien, itu bukan lain merupakan sebangsa jin yang menampakkan wujudnya dan mereka berasal dari segitiga bermuda, dimana dikatakan juga bahwa tempat itu merupakan kerajaan mereka.
Dari sisi spiritual kita sedikit mengetahui bahwa tidak adanya penghuni di planet-planet lain selain bumi. Juga setelah dicari di Al-Qur'an, Allah SWT tidak menjelaskan akan adanya mahluk lain di planet lain - atau mungkin gw blom ngulik sepenuhnya Al-Qur'an itu sendiri
yak- Tapi bagaimana jika kita menilik dari sisi science dan ilmu astronomi....
Setelah sekian lama tertarik tayangan science dari Metro-TV (baik itu National Geographic atau Naked Science) yang ngebahas tentang dunia astronomi, Gw mendapati tentang penelusuran planet-planet dalam galaxy Bima Sakti kita ini bahwa hanya Planet Bumilah yang layak (banget) untuk ditinggali mahluk hidup. Adapun Merkurius yang semula dianggap Planet alnernatif setelah Bumi, yang banyak ilmuwan membayangkan bahwa permukaan Merkurius itu seperti Hutan Tropis yang Indah, ternyata setelah ditelusuri lebih lanjut yang ada hanyalah lava panas disana, dimana bakteripun tidak dapat hidup disana.
Begitu pula Mars,yang kita harapkan menjadi "rumah kedua" kita mahluk Bumi, ternyata kita harus cukup kuat dulu bertahan dari radiasi untuk bisa tinggal disana. Dan begitupun dengan Planet-planet yang lainnya bahkan di prediksikan lebih parah ancamannya untuk bisa tinggal disana. Sedangkan pada episode "Birth Earth" (awal mula bumi tercipta), mereka meneliti bahwa Bumi dan planet-planet tercipta akibat dari teori ledakan besar, dimana sampai pada saatnya bumi terbentuk, jika saja bumi berada satu inci lebih condong ke arah matahari atau menjauhi matahari, maka Bumi kita tidak akan menjadi seperti Bumi yang kita tinggali sekarang ini, kemungkinan bumi akan menyerupai planet Venus atau Mars.
Dengan fakta-fakta terhadap planet-planet dalam galaxy bima sakti tersebut, kita jadi sedikit mengetahui bahwa tidak adanya kemungkinan kita (manusia khususnya) dapat survive di planet selain Bumi. Lalu pertanyaannya adalah, adakah alasan diciptakannya planet-planet lain di galaxy bima sakti ini selain matahari (kalo matahari sudah jelas berguna bagi bumi dan kita khususnya), dan galaxy lainnya di luar sana?
Setelah sedikit mencaritahu tentang pertanyaan gw semasa smp itu, dan mendapat sedikit jawaban tentang hal itu. Gw mempunyai sedikit kesimpulan (sebagaimana tanggungjawab sebagai penulis artikel blog ini, hehehe... ya iyalah berani membuka topik, ya harus berani menyimpulkan dong bukan begitu bukan...) yang memang masih sebatas hasil imajinasi dan belum berupa data empirik yang bisa dipertanggungjawabkan lebih lanjut, karena kapasitas gw juga bukan sebagai scientist tapi hanya sebagai orang yang punya rasa ingin tahu berlebih saja. Maka sejauh ini gw baru bisa menyimpulkan bahwa Planet-planet lain yang ada di Galaxy ini diciptakan dan berfungsi sebagai sesuatu (penunjang) yang memungkinkan Bumi tetap hidup, maka jika planet-planet tersebut tidak ada, mungkin Bumi ini keadaannya tidak akan seperti sekarang. Menyadari hal tersebut, ada kemungkinan seluruh alam semesta ini diciptakan untuk memungkinkan Bumi layak ditempati, sehingga dapat menaungi kehidupan mahluknya untuk hidup di dunia ini. So, pada dasarnya Allah tidak menciptakan segala sesuatu itu dengan cuma-cuma (Mubazir).
Hanya saja gw belum dapat menganalogikan kesimpulan tersebut dengan sesuatu yang lebih sederhana yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari, tentang mengapa penempatan Bumi di barisan ketiga dari jajaran planet-planet di Bima sakti, padahal Bumi adalah inti dari diciptakannya Planet-planet yang lain? Tapi, Mungkin suatu hari nanti gw bisa memecahkan kesimpulan ini dengan suatu analogi yang sederhana dan lebih spesifik, dan jika saat itu tiba gw pasti dengan senang hati berbagi dengan kalian, atau mungkin kalian para pembaca dapat brainstorm dan menemukan analogi terakurat untuk kesimpulan ini. Waullahu'alambissawab...
"Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pasti" (albert Einstein)
Abu Bakar sez
Imam Ash-shadiq as berkata :
Barangsiapa mencurahkan hatinya pada dunia ini maka hatinya akan tercurah pada tiga perkara:
-duka cita yang tak pernah berakhir
-keinginan yang tak pernah terpuaskan
-harapan yang sia-sia
(Ushul Kahfi,jilid 2 hal.320)
Barangsiapa mencurahkan hatinya pada dunia ini maka hatinya akan tercurah pada tiga perkara:
-duka cita yang tak pernah berakhir
-keinginan yang tak pernah terpuaskan
-harapan yang sia-sia
(Ushul Kahfi,jilid 2 hal.320)
Kepikiran gak sih, bahwa Sudah bukan rahasia lagi kalo dunia merupakan hal yang sementara bagi kita penghuninya. Tapi banyak dari kita secara serta merta mengejarnya tanpa henti untuk mencari kepuasan di dunia.
Namun, salah seorang khulafaurrasyidin Abu-bakar Ash-shidiq mengingatkan kita, dimana jika kita mencurahkan hati kita pada dunia maka yang kita akan selalu dapatkan adalah,
-Duka cita yang tak pernah berakhir-
Siapa orang yang pernah merasakan hidup tapi gak pernah merasakan duka cita? Dari mulai kehilangan harta benda, kehilangan tempat tinggal,kehilangan orang yang kita kasihi, sampai pada kehilangan panca indera, juga saat kita tak dapat lagi melawan gravitasi yang membuat kulit kita, mau gak mau mengikuti gaya tarik bumi, yang berarti hilangnya masa muda kita.
dan semua itu tak akan berakhir sampai saat orang lain berduka cita atas kehilangan kita.
-Keinginan yang tak pernah terpuaskan-
Kita manusia diciptakan disertai dengan keinginan, tapi seringkali kita lupa bahwa hidup kita hanya sementara di dunia ini, sehingga kita mempunyai keinginan yang diibaratkan seperti meminum air laut, semakin banyak diminum semakin haus. Tidakkah kita merasa lelah dan merasa fana teman, halah.
-Harapan yang sia-sia-
Dunia memberikan harapan-harapan yang kosong bagi pecintanya, tipu daya yang membutakan.
Betapa banyak dari kita yang berharap banyak dari dunia ini, berakhir dengan kekecewaan, harapan akan kekuasaaan, kekuatan, kekayaan dan keabadian, namun pada akhirnya itu semua hanyalah kesia-siaan belaka.
Pada akhirnya Yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa dalam hidup kita perlu adanya keseimbangan antara mengejar kepentingan dunia dan akherat, sehingga kita tidak hanya mencurahkan hati kita pada kehidupan di dunia, tapi juga pada kehidupan setelah kematian.
Wassalam
Namun, salah seorang khulafaurrasyidin Abu-bakar Ash-shidiq mengingatkan kita, dimana jika kita mencurahkan hati kita pada dunia maka yang kita akan selalu dapatkan adalah,
-Duka cita yang tak pernah berakhir-
Siapa orang yang pernah merasakan hidup tapi gak pernah merasakan duka cita? Dari mulai kehilangan harta benda, kehilangan tempat tinggal,kehilangan orang yang kita kasihi, sampai pada kehilangan panca indera, juga saat kita tak dapat lagi melawan gravitasi yang membuat kulit kita, mau gak mau mengikuti gaya tarik bumi, yang berarti hilangnya masa muda kita.
dan semua itu tak akan berakhir sampai saat orang lain berduka cita atas kehilangan kita.
-Keinginan yang tak pernah terpuaskan-
Kita manusia diciptakan disertai dengan keinginan, tapi seringkali kita lupa bahwa hidup kita hanya sementara di dunia ini, sehingga kita mempunyai keinginan yang diibaratkan seperti meminum air laut, semakin banyak diminum semakin haus. Tidakkah kita merasa lelah dan merasa fana teman, halah.
-Harapan yang sia-sia-
Dunia memberikan harapan-harapan yang kosong bagi pecintanya, tipu daya yang membutakan.
Betapa banyak dari kita yang berharap banyak dari dunia ini, berakhir dengan kekecewaan, harapan akan kekuasaaan, kekuatan, kekayaan dan keabadian, namun pada akhirnya itu semua hanyalah kesia-siaan belaka.
Pada akhirnya Yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa dalam hidup kita perlu adanya keseimbangan antara mengejar kepentingan dunia dan akherat, sehingga kita tidak hanya mencurahkan hati kita pada kehidupan di dunia, tapi juga pada kehidupan setelah kematian.
Wassalam
Langganan:
Postingan (Atom)